Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengonfirmasi bahwa mendiang ADP (39), salah satu diplomat muda mereka, pernah menjadi saksi dalam perkara Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Jepang. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, dalam pernyataan resminya.
“Almarhum pernah bersaksi dalam sidang kasus TPPO di Jepang beberapa waktu lalu. Seingat kami, kasus itu sudah selesai,” ujar Judha usai menghadiri pemakaman ADP di Bantul, Yogyakarta, pada Rabu (9/7).
Meski ADP memiliki rekam jejak menangani isu-isu krusial terkait perlindungan WNI di luar negeri, Judha mengimbau publik untuk tidak mengaitkan hal tersebut dengan penyebab kematian almarhum. Ia menegaskan pentingnya menunggu hasil resmi dari penyelidikan kepolisian.
“Kita serahkan sepenuhnya pada pihak berwenang. Jangan berspekulasi atau mengaitkan pekerjaan beliau dengan kejadian ini,” katanya.
ADP mulai berkarier sebagai diplomat fungsional muda sejak 2014, dan telah menjalani penugasan di KBRI Dili (Timor Leste) serta KBRI Buenos Aires (Argentina). Delapan tahun setelah memulai tugasnya, ia dipercaya bergabung di Direktorat Pelindungan WNI, sebuah posisi yang kerap menuntut kesiapsiagaan tinggi, terutama dalam menangani situasi darurat.
Menurut Judha, ADP dikenal sebagai sosok yang pekerja keras, penuh dedikasi, dan memiliki jiwa sosial tinggi. Ia tak segan turun langsung membantu warga negara Indonesia di berbagai negara.
“Kami menyaksikan langsung bagaimana almarhum mengevakuasi anak-anak telantar di Taiwan, membantu korban gempa di Turki, dan baru-baru ini terlibat dalam evakuasi WNI dari Iran,” ujar Judha dengan suara penuh haru.
ADP dijadwalkan akan bertugas di KBRI Helsinki, Finlandia pada akhir Juli 2024. Namun, rencana itu harus terhenti akibat musibah yang menimpanya.
Jasad ADP ditemukan di sebuah kamar kos di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (8/7), sekitar pukul 08.30 WIB. Ketika ditemukan, wajah almarhum dalam kondisi tertutup isolasi (lakban). Namun, hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya tanda kekerasan fisik pada tubuh korban, dan tidak ada barang pribadi yang hilang.
Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan sidik jari milik korban pada lakban yang menutupi wajahnya. Meskipun begitu, sejumlah bukti masih akan diteliti lebih lanjut di laboratorium untuk memastikan kronologi dan penyebab kematian.
Jenazah ADP telah dimakamkan di TPU Sunthen, Jomblangan, Banguntapan, Bantul, pada Rabu sore. Upacara pemakaman dihadiri keluarga besar dan rekan sejawatnya, termasuk Judha Nugraha yang turut mengantarkan hingga ke tempat peristirahatan terakhir.
“Kami yakin almarhum wafat dalam keadaan husnul khatimah. Ia adalah orang baik, dan kami semua bersaksi atas dedikasi dan kebaikan hatinya,” pungkas Judha.
Kisah hidup dan pengabdian ADP menjadi pengingat betapa besar peran seorang diplomat dalam melindungi warga negara di luar negeri. Meskipun meninggalkan duka mendalam, jejak pengabdiannya akan selalu dikenang. Kini, publik menantikan hasil penyelidikan resmi untuk mengetahui penyebab pasti dari kematian yang mengejutkan ini.
Pada tahu 2025, dunia maya kembali dikejutkan oleh berbagai fenomena viral yang mampu menggebrek media…
Tahun 2025 menjadi saksi dari perubahan besar yang melampaui imajinasi banyak orang. Di tengah kemajuan…
Penampilan tidak selalu mencerminkan isi hati atau niat seseorang. Hal ini terbukti dari kasus seorang…
Kompasia-na.com - Peristiwa kebakaran tragis menewaskan tiga anak balita di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kebakaran terjadi…
Pasar makanan di seluruh dunia menawarkan kenikmatan sensorik, memamerkan warna-warna cerah, aroma yang menggoda, dan…
Bali, Pulau Dewata yang terkenal, menawarkan berbagai destinasi yang memesona bagi pasangan yang mencari liburan…